Rabu, 24 September 2014

PRESENTASI 1



NGINGU LELE

  • JENIS JENIS IKAN LELE
Ikan lele memiliki jenis yang beragam. Di Asia Tenggara saja setidaknya terdapat 20 jenis ikan lele. Namun tidak semuanya cocok dibudidayakan. Ikan lele banyak hidup di perairan air tawar hingga air payau. Ikan lele termasuk pada jenis ikan karnivora atau pemakan daging. Di alam ikan ini menyantap cacing, kutu, larva serangga dan siput air. Ikan lele berkembang biak dengan telur, dan telurnya dibuahi secara eksternal. Musim perkembangbiakan lele secara massal terjadi diawal musim hujan. Setiap jenis ikan lele tersebut memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Berikut penjelasan dari jenis-jenis ikan lele budidaya di Indonesia.
  1. IKAN LELE LOKAL
Ikan lele lokal memiliki nama latin Clarias Batrachus, merupakan jenis ikan lele yang dikenal luas di masyarakat. Sebelum lele dumbo diperkenalkan di Indonesia, para peternak biasa membudidayakan ikan lele jenis ini. Terdapat tiga jenis lele lokal yang ada di Indonesia, yaitu lele hitam, lele putih atau belang putih dan lele merah. Diantara ketiga jenis lele itu, lele hitam paling banyak dibudidayakan untuk konsumsi. Sedangkan lele putih dan merah lebih banyak dibudidayakan sebagai ikan hias. Lele lokal memiliki patil yang tajam dan berbisa, terutama pada lele muda. Apabila menyengat, racun yang terdapat pada patil bisa membunuh mangsanya dan bagi manusia bisa membuat bengkak dan demam.
      
     2.  IKAN LELE SANGKURIANG

Ikan lele dumbo pertama kali didatangkan ke Indonesia dari Taiwan pada tahun 1985. Ikan ini menjadi favorit dikalangan peternak karena pertumbuhannya yang cepat dan badannya yang bongsor dibandingkan dengan lele lokal. Namun dari sisi rasa, daging lele dumbo lebih lebih lembek. Sebagian orang menganggap daging ikan lele lokal lebih enak rasanya dibanding lele dumbo.
    
      3.  IKAN LELE PHYTON

Berbeda dengan varietas unggul lainnya yang biasanya ditemukan oleh para peneliti, ikan lele phyton ditemukan oleh para peternak ikan lele di Kabupaten Pandeglang, Banten, pada tahun 2004. Ikan lele phyton merupakan hasil dari silangan induk lele eks Thailand F2 dengan induk lele lokal. Sayangnya tidak diketahui apa spesies dari indukannya dan dari generasi keberapa indukan ikan lele lokalnya berasal. Menurut para penemunya, indukan didapat dari ikan lele lokal yang banyak dibudidayakan masyarakat setempat secara turun temurun. 

      4.  IKAN LELE DUMBO


Ikan lele dumbo pertama kali didatangkan ke Indonesia dari Taiwan pada tahun 1985. Ikan ini menjadi favorit dikalangan peternak karena pertumbuhannya yang cepat dan badannya yang bongsor dibandingkan dengan lele lokal. Sebagai perbandingan, lele dumbo berumur 2 bulan besar badannya bisa dua kali lipat dibanding lele lokal berumur satu tahun.
Menurut keterangan eksportirnya, lele dumbo merupakan hasil perkawinan antara Ikan lele asal Taiwan Clarias Fuscus dengan ikan lele asal AfrikaClarias Mosambicus. Namun keterangan lain menyebutkan lele dumbo lebih mirip dengan Clarius Gariepinus yang hidup di perairan Kenya, Afrika. 

  •  CARA TERNAK IKAN LELE DAN BUDIDAYA IKAN LELE

Lokasi dan media untuk budidaya ikan lele
  • Ketinggian lokasi untuk budidaya ikan lele didaerah dataran rendah hingga dataran tinggi (sekitar 700 m dpl). Sedangkan  suhu ideal untuk kehidupan ikan lele antara 25-28°C. 
  • Untuk pertumbuhan larva antara 26-30°C. 
  • Pada masa pemijahan antara 24-28°C, dan untuk tingkat keasaman (pH) air kolam berkisar 6,5-9. 

Pembibitan ikan lele
Dalam menjalankan budidaya, tahap pembibitan sangat penting dan harus dipersiapkan dengan baik.
1. Penyiapan induk lele
Ciri-ciri induk jantan dan induk betina
Lele jantan ciri-cirinya:
  • Ukuran kepala lebih kecil
  • Warna kulit dada atau dasar badan lebih gelap dibanding induk betina
  • Urogenital papilla (kelamin) agak menonjol (meruncing) memenjang ke arah belakang. Terletak dibelakang anus dan berwarna kemerahan
  • Gerakannya lincah
  • Tulang kepala pendek dan agak gepeng/pipih(depress)
  • Perut lebih langsing
  • Jika bagian perut di-stripping secara manual dari perut ke arah ekor, akan keluar cairan putih kental (spermatozoa;mani)
  • Kulit lebih halus dibandingkan induk lele betina.

Lele betina cirri-cirinya:
  • Ukuran kepala lebih besar
  • Warna kulit dada atau dasar badan agak terang
  • Urogenital papilla (kelamin) berbentuk oval (bulat daun), berwarna kemerahan, lubangnya agak lebar, dan terletak di belakang anus
  • Gerakannya lamban
  • Tulang kepala pendek dan agak cembung
  • Perut gembung dan lunak
  • Jika bagian perut di-stripping secara manual dari bagian perut ke arah ekor, akan keluar cairan kekuning-kuningan (ovum/telur)
  • Kulitnya lebih kasar dibandingkan lele jantan

Induk lele yang dipilih harus cukup umur. Lele lokal mulai dewasa saat berumur 6-8 bulan.

 Persiapan Pemijahan 


Dalam pemijahan lele, pada sisi-sisi kolam perlu disiapkan sarang peneluran. Bagian dalam bak pemijahan perlu dilengkapi sarang berupa kotak kayu tanpa dasar berukuran (25 x 40 x 30) cm sebagai sarang pemijahan. 

Bagian atas kotak sarang diberi lubang dan tutup untuk melihat adanya telur dalam sarang. Sementara itu, bagian depan kotak sarang sedikit gelap. Sarang juga perlu diberi ijuk dan kerikil sebagai media menempatkan telur hasil pemijahan. 

Selain dari kotak kayu, sarang pemijahan juga dapat dibuat dari tumpukkan batu bara, ember plastic, atau batang bekas lainnya. Sebelum digunakan, kotak sarang harus berada dalam kondisi higienis. Oleh karena itu, bersihkan sarang dengan mencucinya menggunakan air, lalu bilas dengan formalin 40% atau KMnO4, kemudian bilas dengan air bersih dan keringkan.

Pemijahan


Pemijahan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pemijahan alami dan pemijahan buatan (suntik/hipofisasi).
Dalam proses pemijahan alami ini ada dua cara yaitu, Pemijahan berpasangan dan Pemijahan massal
Pemijahan berpasangan
Pemijahan secara berpasangan tidak jauh berbeda dengan pemijahan alami. Perbedaannya hanya terletak pada ukuran kolam pemijahan yang dibutuhkan. Bak atau kolam pemijahan secara berpasangan dapat dibuat dari semen atau teraso dengan ukuran 1m x 1 m atau 1m x 2 m. Sebagai tempat memijah, kolam perlu dilengkapi sarang pemijahan pada bagian dalamnya.

Setelah kolam pemijahan siap, tebarkan sepasang induk dalam bak yang telah diisi air setinggi sekitar 25 cm. Kondisi air sebaiknya mengalir dan penebaran sebaiknya dilakukan pada pukul 14.00-16.00. Biarkan induk selama 5-10 hari dan berikan pakan secara intensif. Memasuki hari 10 hari, sepasang induk ini biasanya telah berpijah, bertelur, dan menetaskan telurnya dalam waktu 24 jam. Telur-telur yang baik adalah yang berwarna kuning cerah.

Anak-anak lele yang telah menetas dan masih kecil (stadium larva) dapat diberi pakan alami beruapa kutu air atau jentik-jentik nyamuk. Setelah ukurannya bertambah besar. Anak lele dapat diberi cacing dan kuning telur rebus.


Penetasan 


4. Penetasan 
Penetasan telur dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
  1. Ditetaskan dikolam ipukan/pendederan
  2. Dibiarkan menetas secara alami disarang yang terdapat pada kolam pemijahan.

Cara : 
Terdapat langkah-langkah yang ditempuh jika telur dipelihara dalam kolam ipukan (kolam pendederan), yaitu:
  • Segera keluarkan telur begitu pemijahan selesai.
  • Pelihara secara intensif telur-telur tersebut dalam kolam ipukan (kolam pendederan).
  • Pertumbuhan larva membutuhkan suhu air kolam antara 26-30°C.

Budidaya ikan lele menggunakan kolam terpal


Untuk bikin air awal kolam terpal ini ada dua langkah yaitu :

1.    Air awal yang mengandung banyak plankton didapatkan dari kolam khusus untuk pembuatan air plankton, caranya selain membuat galian untuk kolam terpal kita juga membuat satu kolam tanah khusus untuk membuat air yang mengandung banyak plankton dengan cara pemupukan. Adapun langkah-langkahnya: buat galian kolam dari tanah seluas yang diperlukan, isi kolam tersebut dengan kompos sapid an biarkan selama 3 hari. Selanjutnya isi kolam tersebut dengan air bersih (jangan air PDAM) dan biarkan kurang lebih selama seminggu hingga air berubah menjadi kehijauan (artinya duah banyak plankton untuk pakan ikan lele nantinya). Air inilah yang dikuras dan dipindahkan ke kolam terpal.
2.    Cara kedua, membuat air plankton langsung di kolam terpal ikan lele. Caranya setelah terpal dipasang isi dengan kompos sapi (feces sapi), biarkan selama 3 hari, selanjutnya isi air bersih. Biarkan kolam terpal selama seminggu baru dimasukkan bibit lele.


Keunggulan pelihara ikan lele di kolam terpal diantaranya :

·         Terpal mudah didapatkan, dan harganya cukup murah
·         Kontaminasi dengan tanah yang tidak diketahui kualitasnya dapat dihindari.
·         Kontrol air mudah diatur baik dari segi kualitas maupun kuantitas air
·         Meminimalisir hama yang sering terdapat di permukaan tanah seperti berang-berang dan sejenis bakteri.
·         Praktis dalam pemanenan lele.


obat alami untuk ikan lele

Dalam budidaya ikan lele kematian ikan yang tidak wajar menyebabkan kegagalan bagi peternak lele yang semua itu dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya

            1 .      kematian lele dalam jumlah besar,
2.      pencurian,
3.      dimangsa oleh hewan predator,
4.      benih lele yang kurang baik/super,
5.      harga jual yang murah,
6.      serta harga pakan yang terus naik dengan tidak diimbangi harga jual lele.


Untuk pencegahan dan pengobatan penyakit kami menggunakan :
1.      garam
2.      mengkudu
3.      daun pepaya
4.      daun sirih
5.      arang
6.      bawang putih

Faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit pada ikan lele :


Faktor lingkungan meliputi:
1.      Suasana kolam yang terlalu teduh atau terlalu panas 
2.      Lingkungan sekitar kolam yang kotor/ becek atau ditumbuhi semak belukar 
3.      Suasana sekitar kolam yang terlalu bising 
4.      Penggunaan air yang sudah tercemari bahan kimia berbahaya 
5.      Banyak predator yang sering masuk kelingkungan kolam(burung, ayam, kelelawar, ular, entok/bebek) 
6.      Udara disekitar kolam yang kurang sehat(udara yang tercemar zat berbahaya) 
7.      Air kolam berlumut dan banyak daun serta ranting yang masuk kedalam kolam 

Faktor kurangnya pengetahuan:
1.      Ikan lele adalah salah satu jenis ikan air tawar yeng bersifat karnivora, sehingga menjadi kanibal jika tidak tepat waktu penyortiran/penyeleksian dan jika pemberian pakan yang tidak cukup dan merata 
2.      Ukuran kolam yang kurang ideal untuk ukuran kolam pembenihan dan kolam pembesaran 
3.      Ketinggian air dalam kolam pembenihan ataupun pada kolam pembesaran 
4.      Kepadatan benih ikan lele yang tidak disesuaikan dengan ukuran kolam dan ketinggian air 
5.      Sirkulasi air dalam kolam yang kurang terjaga dengan baik 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar